Privacy statement: Your privacy is very important to Us. Our company promises not to disclose your personal information to any external company with out your explicit permission.
Panggilan Industri untuk Regulasi: Industri vaping Malaysia mendesak pemerintah untuk mengatur, bukan larangan, produk e-rokok, yang menyatakan bahwa larangan akan mendorong pengguna ke pasar gelap dan menghukum bisnis yang sah.
Pendekatan yang efektif: MVCC dan MRECA percaya bahwa penegakan yang lebih ketat dan peraturan yang tepat di bawah kerangka hukum yang ada adalah cara yang lebih efektif untuk mengatasi penyalahgunaan produk dan melindungi kesehatan masyarakat.
Bukti Ketidakefektifan: Data menunjukkan bahwa penggunaan e-rokok tetap tinggi bahkan di daerah dengan larangan, menunjukkan bahwa larangan tidak secara efektif mengekang penggunaan.
Kontribusi Ekonomi: Industri vaping memiliki dampak ekonomi yang signifikan di Malaysia, dengan perkiraan nilai $ 800 juta USD pada tahun 2023 , mendukung pekerjaan dan bisnis yang substansial.
Menurut Straits Times pada 29 Juli, industri vaping Malaysia mendesak pemerintah untuk mengatur produk e-rokok daripada melarang mereka, menyatakan bahwa larangan hanya akan mendorong pengguna ke pasar gelap dan menghukum bisnis yang sah dan taat hukum.
Kamar Dagang Vape Malaysia (MVCC) dan Asosiasi E-Vapour Eceran (MRECA) mengatakan bahwa penegakan yang lebih kuat dan peraturan yang tepat di bawah kerangka hukum yang ada akan lebih efektif dalam mengatasi penyalahgunaan produk dan melindungi kesehatan masyarakat.
Ridhwan Rosli, sekretaris jenderal MVCC, mengatakan bahwa pelarangan produk e-rokok akan membuat konsumen menjadi alternatif yang tidak diatur dan berpotensi berbahaya.
"Larangan tidak pernah menjadi solusi yang efektif untuk masalah penyalahgunaan. Sejarah menunjukkan bahwa ketika konsumen tidak dapat mengakses produk e-rokok yang sah, mereka beralih ke pasar gelap, mempertaruhkan paparan zat yang tidak diatur dan tidak aman."
Menteri Kesehatan Datuk Seri Dr. Dzulkefly Ahmad telah menyatakan di Parlemen bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan larangan total penggunaan dan penjualan e-rokok.
Ridhwan mengatakan akar masalahnya terletak pada pasar ilegal dan tidak diatur, bukan industri berlisensi.
"Melarang penjualan yang sah akan secara tidak adil menghukum bisnis yang bertanggung jawab yang mematuhi peraturan pemerintah dan mendukung pengurangan bahaya."
Dia mengutip data dari Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional 2019, yang menunjukkan bahwa 4,9% orang Malaysia, atau 1,1 juta orang, menggunakan produk e-rokok yang tidak diatur, meskipun ada larangan rokok elektronik yang mengandung nikotin pada saat itu.
"Di Johor dan Kelantan, tarif penggunaan tetap tinggi sejak larangan penjualan pada tahun 2015, dengan lebih dari 150.000 pengguna di Johor dan lebih dari 30.000 di Kelantan. Bahkan di Singapura, yang memiliki larangan total, penggunaan rokok elektronik naik dari 3,9% pada tahun 2021 menjadi 5,2% pada tahun 2023, menurut survei wajib miliu ini. Contoh-contoh ini menunjukkan BANS yang tidak bekerja.
Dia mengatakan industri e-rokok memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, senilai RM3,48 miliar (sekitar $ 800 juta USD) pada tahun 2023 , dengan lebih dari 31.500 karyawan dan 10.000 outlet ritel, banyak di antaranya dijalankan oleh pengusaha Bumiputera.
"Kami menyambut pembentukan komite ahli untuk mempelajari kebijakan e-rokok, tetapi industri yang sah harus dimasukkan dalam diskusi."
Datuk Adzwan Ab Manas, presiden Asosiasi E-Vapour Ritel Malaysia, mempertanyakan keterlambatan kementerian kesehatan dalam menyetujui produk e-rokok, meskipun perusahaan telah memenuhi persyaratan perizinan dan dokumentasi.
"Kami sudah memiliki kendali produk merokok untuk Undang -Undang Kesehatan Masyarakat 2024. Gunakan untuk mengatur secara ketat, daripada melewati dengan larangan total."
Dia mengatakan kurangnya penegakan dan transparansi mendorong konsumen ke pasar gelap.
"Kami bersedia membantu dengan penegakan hukum, memantau, dan membersihkan pasar. Tetapi pemerintah harus bertindak secara transparan dan profesional, dan tidak menghukum mereka yang mematuhi aturan."
Profesor Sharifa Ezat Wan Puteh, seorang ahli kesehatan masyarakat di Universiti Kebangsaan Malaysia, memperingatkan bahwa larangan total terhadap e-rokok bisa menjadi kontraproduktif tanpa penegakan hukum dan pendidikan publik yang kuat.
Dia mengatakan negara lain memiliki pendekatan berbeda untuk regulasi e-rokok.
"Misalnya, Inggris memungkinkan produk elektronik di bawah peraturan yang tepat, meskipun juga memungkinkan penggunaan zat seperti THC. Hal yang sama berlaku untuk Amerika Serikat. Sebaliknya, Thailand telah melarang e-rokok tetapi masih memungkinkan rokok karena investasinya dalam industri tembakau.
Dia mengatakan Filipina telah menerapkan langkah-langkah peraturan yang memungkinkan penggunaan e-rokok.
"Kementerian Kesehatan mereka mendorong perokok untuk beralih ke e-rokok di bawah peraturan yang tepat untuk berhenti merokok."


Email ke pemasok ini
Privacy statement: Your privacy is very important to Us. Our company promises not to disclose your personal information to any external company with out your explicit permission.
Fill in more information so that we can get in touch with you faster
Privacy statement: Your privacy is very important to Us. Our company promises not to disclose your personal information to any external company with out your explicit permission.